Ria Norsan Gabung Gerindra: Dampak Politik dan Pembangunan Kalimantan Barat
Keputusan Gubernur Ria Norsan untuk bergabung dengan Partai Gerindra di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto memicu perdebatan. Pelajari perspektif pengamat dan harapan masyarakat Kalbar.

PONTIANAK — Sebuah kejutan politik yang tak terduga datang dari pucuk pimpinan Kalimantan Barat, Gubernur Ria Norsan. Dengan sebuah langkah berani yang seketika mencuri perhatian publik dan media nasional, Ria Norsan kini resmi berlabuh di Partai Gerindra, partai yang kini memegang tampuk kekuasaan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Perpindahan ini menandai sebuah lembaran baru dalam perjalanan politik Norsan, yang selama ini dikenal dengan loyalitasnya. Ia merintis karier politiknya dari partai berlambang pohon beringin, hingga dipercaya menjadi Ketua DPD partai tersebut di Kalimantan Barat, dan kini menjabat sebagai gubernur setelah sebelumnya menjadi wakil gubernur pada periode 2019-2024.
Keputusan ini sontak memicu beragam tanggapan, baik dari kalangan politikus, akademisi, maupun masyarakat luas.
Dr. Herman Hofi Mumawar, seorang pakar hukum dan kebijakan publik di Kalimantan Barat, melihat langkah ini sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar taktik politik biasa. "Saya mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda. Menurut hemat saya, ini adalah sebuah langkah besar yang penuh perhitungan strategis, bukan hanya sekadar urusan pribadi atau partai, melainkan justru berorientasi pada bagaimana Kalimantan Barat bisa maju lebih cepat," ungkap Herman pada Selasa (29/4).
Menurutnya, bergabungnya Norsan ke Gerindra adalah sebuah upaya cerdas untuk menyelaraskan kebijakan daerah dengan arah pembangunan nasional. Mengingat Gerindra kini menjadi partai penguasa, pintu akses terhadap kebijakan-kebijakan penting dan alokasi anggaran dari pusat akan terbuka lebih lebar.
"Ini adalah langkah taktis untuk membawa Kalimantan Barat lebih dekat dengan pusat kekuasaan," imbuhnya.
Ria Norsan sendiri telah menyatakan kesiapannya untuk sepenuhnya mendukung visi nasional Asta Cita Presiden Prabowo, terutama dalam hal kemandirian pangan dan energi. Ia menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa program-program nasional akan sejalan dengan kebutuhan nyata masyarakat Kalimantan Barat.
Dr. Herman juga menyoroti betapa pentingnya keberlanjutan proyek-proyek strategis, termasuk pembangunan infrastruktur dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Kalimantan Barat.
Salah satu proyek yang menjadi perhatian utama adalah pembangunan Jembatan Kapuas III, sebuah penghubung vital antara Kabupaten Kubu Raya dan Mempawah. Proyek ini diyakini akan menjadi solusi permanen untuk mengatasi kemacetan di wilayah Pontianak dan sekitarnya.
Diajukan kepada pemerintah pusat sejak tahun 2023, proyek ini ditargetkan untuk mulai dikerjakan pada tahun 2026 dan dipandang sebagai wujud nyata dari sinergi yang baik antara pemerintah daerah dan pusat.
Selain fokus pada infrastruktur, Norsan juga terus menggiatkan program Gemar Membangun Desa yang bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah pedesaan yang masih tertinggal. Program ini diintegrasikan dengan upaya memperkuat ketahanan pangan melalui pemanfaatan lahan yang belum produktif serta kerja sama dengan TNI dan POLRI dalam mempercepat kemandirian pangan.
Kendati demikian, perpindahan Ria Norsan ke Gerindra tentu tidak lepas dari dinamika politik. Situasi internal Partai Golkar Kalimantan Barat dan berbagai spekulasi mengenai keseimbangan kekuatan politik di tingkat lokal pun bermunculan. Beberapa pihak khawatir akan dampaknya terhadap stabilitas koalisi dan keselarasan kebijakan di tingkat daerah.
Namun, masyarakat Kalimantan Barat secara umum tampak menunjukkan pandangan yang lebih optimistis. Di tengah tantangan pembangunan yang masih besar di 14 kabupaten dan kota, langkah ini dilihat sebagai sebuah upaya yang realistis untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Terlebih lagi, dalam konstelasi politik nasional yang kini terpusat kuat di Partai Gerindra, langkah Norsan dinilai dapat menempatkan Kalimantan Barat pada posisi yang lebih strategis dalam peta pembangunan nasional.
Lebih lanjut, Dr. Herman menyampaikan bahwa meskipun belum ada pernyataan resmi mengenai kucuran dana dari pusat yang akan diterima Kalimantan Barat setelah kepindahan Norsan ke Gerindra, namun sinyal-sinyal positif mulai terlihat dari berbagai kunjungan kerja kementerian dan indikasi dukungan dalam berbagai rapat koordinasi nasional.
Masyarakat Kalimantan Barat diimbau untuk terus memantau perkembangan ini melalui saluran informasi resmi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Langkah politik yang diambil oleh Ria Norsan ini tidak hanya mengguncang panggung politik lokal, tetapi juga membuka sebuah babak baru dalam upaya membangun Bumi Khatulistiwa menuju masa depan yang lebih makmur dan berdaulat.

Hadin adalah reporter berpengalaman di berita hukum dan politik.